Terima kasih atas komentar-komentarny a dan sudah membaca sharing saya.Anda semua membuat saya perlu merespons balik. Awalnya, saya tulis daftar judul itu supaya bisa sharing kepada kawan-kawan saja, siapa tahu ada yang sedang menulis topik-topik yang sama, sehingga bisa tukar pikiran dan sumber. Dan siapa tahu diantara kawan-kawan ada yang mau sharing juga topik-topik apa yang mereka, Anda semua sedang riset dan tulis. Saya suka buka-bukaan. ...hihihi, karena saya pikir inilah salah satu fungsi milis ini.
Saya senyum-senyum saja, sunan Sukidi, sampe harus membawa mafia Harvard William Graham dan Eng Sengho, yang sudah professorr dan sangat established. Eh, saya suka sekali artikel Graham "Islamic traditionalism" dan Quran as a spoken word. Tapi pesan Sukidi sampe ke saya, bahwa kualitas itu lebih penting daripada kuantitas. Daftar judul yang saya tulis agak menyesatkan, seolah-olah saya menulis dalam waktu yang bersamaan sekaligus. Saya akan cerita dibawah.
Makasih banyak Sheik Nadirsyah atas kesalutan Syeikh terhadap perjalanan karir yang masih sangat dini ini. Saya apresiasi sekali, bahwa kita saling mendukung satu sama lain. Dalam benak saya, Kak Edy, Anda, Kak Oman, Sukidi, Arskal, dan semua yang pernah menulis artikel dan buku; Saya selalu berusaha mengoleksi karya-karya kawan sendiri. Saya sudah beli buku-buku Anda. Kitalah yang membaca karya-karya artikel dan disertasi kawan lebih dulu.
Masing-masing judul itu sebagian besarnya sudah saya riset dan tulis, karena sejak tahun 2005 ketika saya disertasi dan ketika saya pulang ke Indonesia setiap summer. Sekalian tip buat kawan-kawan, ketika riset disertasi, kita bisa mengumpulkan bahan-bahan yang tidak terbatas untuk disertasi. Ketika saya keliling cari sumber dan wawancara di Indonesia, Malaysia, Eropa, dan bagian-bagian AS.
1.. Pluralism in Madrasah in Indonesia and Malaysia (English and French). Artikel ini saya baru mulai tulis, berdasarkan sumber-sumber yang saya kumpulkan sejak riset 2005 dan akan lanjutkan risetnya Summer ini. Artikel ini saya akan presentasikan di Copenhagen dan di Paris. Selama ini, belum ada yang menulis topik pluralisme dan sekolah agama. Banyak artikel dan beberapa buku yang menulis reform madrasah, tapi belum spesifik tentang toleransi dan pluralisme, isu yang sejak lama saya geluti. Secara metodologis, ini adalah kajian sejarah analitik, dengan teori-teori pluralisme yang berkembang di AS dan di Perancis dan anthropology of knowledgenya Talal Asad. Bagaimanakah pluralisme didefinisikan, dikonstruksikan, dan dikontestasi dalam konteks pendidikan Islam.
2. Moderate Islamism in South Sulawesi (French). Artikel ini untuk saya presentasikan di Paris, dan saya sudah kumpulkan seabreg sumber sejak 2005 dan nanti juga Summer ini.
3. Religious Pluralism in Indonesian: A Theological and Political History (French). Ini sebetulnya artikel awal untuk proyek buku kedua saya. Sumber-sumbernya dah banyak terkumpul, tinggal menulis draftnya dan menambah sumber lain yang diperlukan summer ini. Ini juga untuk Paris.
4. Liberal Islam in Indonesia (French). Saya pernah nulis soal ini sebelumnya, hasil paper kelas waktu S-3, dan baru saja selesai kelanjutannya Online Liberal Islam, untuk konferensi di Pittsburgh beberapa bulan lalu, yang akan dibukukan dalam edited volume.
5. Enemy Within: Contesting Ahmadiyah in Indonesia (English) Ini berdasarkan talk yang sudah saya sampaikan di Hawaii, dan saya akan tulis karena sumber-sumbernya sudah menunggu di meja kerja saya. Perspektif sejarah dan religious studies.
6. Constructing and Contesting Progressive Islam: Islam Hadhari in Malaysia. Ini paper untuk AAR di Montreal, dan sudah saya awali menulis draftnya, tapi saya rencana interview Badawi dan lain-lain di Malaysia summer ini.
7. Diversity of Islamic Reforms in Indonesia and Malaysia. Sudah saya tulis draftnya untuk konferensi AAR tahun lalu, dan masih menunggu untuk dipertajam.
8. Islam and Local Tradition in Java and Sulawesi, ini paper kuliah S-3 saya, dan saya harus teruskan untuk jurnal. Sumber-sumbernya sudah banyak. Perspektif sejarah dan antropologi.
9. Constructing Religious Pluralism: Asghar Ali Engineer and Abdurrahman Wahid. Ini sudah saya tulis draftnya untuk konferensi American Muslim Social Scientists di Harvard tempo lalu. Dan saya mau kirim ke jurnal.
10. Jews in Madrasah in Indonesia. Ini saya tulis karena diundang workshop ARI, NUS, Juni ini, awalnya sebagai keynote speaker tapi karena keterbatasan waktu quarter ini, saya decline, saya hanya sebagai discussant saja. Summer ini mau cari sumber yang lebih memadai untuk topik ini.
Ada beberapa artikel lagi yang saya ingin kirim ke jurnal, berasal dari disertasi saya, yang saya akan pertajam, tentang 1. Japanese occupation dan Islam di Malaya dan Indonesia; tentang 2. bureaucratizing Islam: Dutch and British policies and Islam. 3. Constructing Boundaries: fatwa, khutba, and speeches.
Walhasil, tulisan-tulisan tidak ujuk-ujuk sekaligus, karena ngak kuaaat juga daah....asyiknya, saya bisa nulis ini disela-sela mengajar, membimbing mahasiswa, dan campus dan public service yang semuanya wajib untuk terus naik. Seperti diceritakan syeikh Nadir. Saya mau buka-bukaan juga soal situasi saya sekarang. Posisi sekarang kan assistant professor, dan sudah direview tahun pertama oleh jurusan, fakultas, dan tingkat universitas, dengan sangat memuaskan. Ada kolega saya, orang Amerika, yang tidak lolos proses review tahun awal ini karena kurang riset/publikasi. Saya lolos dan memuaskan. Ini semakin menjadi cambuk buat saya. Visa Amrik saya akan habis tahun depan; kalo saya mau lanjut, saya wajib daftar visa namanya "Outstanding Scholar", dan syaratnya, riset dan publikasi, dan sekitar 10 letters of support yang menunjukkan saya layak bekerja di AS. Semua ini membuat saya nervous dan wajib tetap produktik. Dalam dua terakhir, istri saya kuliah S-2 di Hawaii, jadi bolak balik Hawaii, dan belum dikarunia putra/putri, makanya saya punya banyak cukup waktu untuk riset dan nulis, dan bisa sering kerja di kantor sampe tengah malam. Saya satu-satunya di kampus kayaknya yang masih di office sampe tengah malam.
Persoalan positioning keilmuan, saya adalah sejarawan, tapi bukan sejarawan ala konvensional. Saya belajar Tafsir-hadith, lalu di Divinity waktu di Edinburgh, Islamic and Middle Eastern, dan sejarah (Eropa, Timteng, Dunia, Asteng), tapi saya memposisikan diri lebih sebagai new historian, yang menulis topik-topik kontemporer dalam perspektif sejarah dan teori ilmu-ilmu sosial. Saya at home sekali dengan ini. Antara disiplin ilmu dan area studies, Asia Tenggara khususnya. Di AS dan di Eropa, scholar Islam in Southeat Asia sangat sedikit, dan saya ingin terus memperkuat positioning ini. Tulisan-tulisan dan riset saya sejauh ini masih berada pada "Islam di Asia Tenggara" ini, meskipun meneliti aspek-aspek pengaruh Timteng, AS, dan Eropa di Asia Tenggara. Jadi, saya sulit menulis artikel dari pendekatan ilmu politik (Ali Munhanif, Saiful Muzani, dst), atau filologi (Kak Oman pakarnya); kalo pun menulis tentang politik, sejauh relasinya dengan Islam, dan kasusnya di Asia Tenggara.
Ali
Friday, April 17, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)